Sertifikasi Halal Janganlah Dihapus

Sertifikasi halal konon diwacanakan untuk dihapus, akan disayangkan sekali.

"Beberapa tahun ke depan mungkin saya akan pindah, ke Malaysia atau Indonesia. Saya ingin hidup tenteram menjalani kewajiban sebagai muslim di sana, karena banyak masjid dan makanan halal, tidak seperti di sini," demikian uraian Muhammad Abdul Aziz, kawan kuli seperjuangan di kebun kopi milik keluarga Murat.

Muhammad (sebagai mana ia biasa dipanggil) adalah seorang pendatang asal Uzbekistan yang tinggal di Mareeba, Queensland Utara Jauh, dan bekerja sebagai buruh tani. Kami beberapa kali bekerja bersama, dan datang menghadiri ibadah di masjid bersama.

Impian Muhammad untuk tinggal di negara muslim dengan alasan demi mudahnya mendapatkan makanan halal sangat beralasan. Di Australia, negara kelahiran isteri Muhammad, mendapatkan makanan atau bahan makanan halal tidak semudah di Indonesia. Kita harus memastikan ada label berwarna hijau pada plastik atau mika pembungkus daging.

"Jika warnanya merah muda, itu tidak halal," jelas Muhammad Aly, kawan satu kontrakan saya asal Mesir.

Di Mareeba, kota tempat saya tinggal, ada perusahaan pengolahan daging ayam dan sapi yang sebagian produknya sudah dilabeli halal. Khusus daging ayam, mulai dari proses penyembelihan hingga pengemasan semuanya dilakukan sesuai syariat, kecuali untuk daging dengan bumbu tertentu.

Makan di Australia pun tidak bisa sembarangan, dan sungguh saya sesalkan saya baru memahami isyu ini belakangan. Imam di masjid Mareeba, Benyamin, suatu kali pernah menegur saya saat mendapati saya menikmati makan siang berupa pai daging.

"Apa itu halal?" Saya tak berkutik.

Setahun lebih tinggal di Australia dan telah memgunjungi lebih dari lima negara tidak membuat saya paham kalau perkara ini begitu genting.

"Apakah itu halal?" Demikian sergah Muhammad Aly melihat saya memasak sosis sapi.

Sebelumnya, saya tinggal bersama kawan2 Indonesia di Stanthorpe, kota di barat daya Brisbane dan tidak dihuni komunitas muslim dan kami santai2 saja mengkonsumsi daging.

"Apa burgernya halal, setahu saya tidak. Tapi di KFC kamu bisa membeli ayam goreng halal karena mereka mengambilnya dari Steggles," tutur El kepada saya usai kami bertemu di McDonald Mareeba tempat bocah keturunan Uyghur ini bekerja.

Sejak saat itu saya sangat rewel soal perkara daging halal ini, bahkan saya meminta isteri agar selalu berbelanja daging berlabel hijau saja.

Kembali lagi ke pokok masalah, isyu penghapusan sertifikasi halal ini saya kira patut dicermati betul oleh pemerintah. Jangan sampai pencanangan wisata ramah muslim di beberapa tempat justru dimentahkan dengan rencana ini, karena bisa2 pariwisata kita di tingkat dunia bisa babak belur.

Jangan sampai pula nama baik Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar tercoreng, dan orang2 seperti kawan saya Muhammad enggan lagi memasukkan nama Indonesia dalam rencana masa depannya.

Comments

Popular posts from this blog

Disiplin Diri

Gunung

Piala Dunia