Drama

Pilih mana, lebih baik ngeblog jarang2 tapi bermutu apa banyak tulisan tapi remeh temeh bin receh? Atas pilihan ini kawan saya Alfi memilih yang kedua. Baik, saya ada sedikit pikiran yang ingin saya bagikan.

Saya terperangah dengan kalimat seorang kawan pengusaha yang sempat saya whatsapp tentang konsep kedai kopi yang saya impikan. Jawabannya begini: Jadikan pengalaman hidup sampeyan sebagai drama.

Kawan ini tahu kalau saya bekerja di Australia sebagai buruh di perkebunan kopi. Menurutnya, cerita beriring gambar2 saya semasa bekerja akan memembantu pemasaran dagangan saya kelak. 

“Bikin video dan ambil foto sebanyak2nya, pajang di dinding kedai, pembeli milenial akan tertarik karena pelanggan jaman sekarang suka drama,” ujarnya mantap.

Milenial menyukai hal2 yang dramatis, apakah itu positif atau negatif? Ada seorang selebtwit yang mencuit soal seorang walikota, yang hobinya marah2 sama anak buahnya. Seorang pengikutnya berkomentar, orang Indonesia suka drama, generasinya suka drama, generasi lemah..

Drama, banyak hal yang terjadi di negeri ini penuh selingan berupa drama. Saya tidak akan menyebutkan apa dan siapa namun dari kalangan yang paling tinggi di republik ini sampai ke kalangan akar rumput semuanya melakukan dan merasakannya.

Drama, bagi saya ini jadi hal yang mendasar dalam membentuk karakter bangsa ini selain gumunan. Tanpa kedua hal itu, mustahil orang Indonesia dikenal sebagai bangsa yang penuh antusiasme tinggi. Lihat saja di YouTube, banyak orang Korea dan bule mengais rejeki dengan mengunggah konten2 dramatis seperti pengalaman pindah agama atau mencicipi jajanan pasar di pinggir jalan. Siapa pangsanya, jelas orang yang suka drama dan gumunan, selain mereka yang punya banyak waktu menghabiskan menit untuk tontonan semenjana semacam itu.

Soal gumunan, saya punya ganjalan di hati kepada seseorang yang pernah berkata wartawan kok gumunan. Bos, silakan dibuka media2 online Indonesia, hampir semua berita yang banyak diklik adalah berita yang menggumunkan dan penuh drama. 

Foto di atas menunjukkan seorang pedagang bakso keliling di Kabupaten Tegal membuat geger grup2 facebook pada awal tahun 2020 karena penampilannya yang necis saat berjualan. Ini salah satu penerapan drama dalam berbisnis.

Drama tidak hanya bakat artis sinetron, pengusaha seperti teman saya, pejabat tinggi seperti si walikota, sampai oppa2 YouTuber juga bakal sepakat drama bisa kita kuasai dan mendukung pekerjaan jika diolah sedemikian rupa. Contoh ada, teknik ada, tinggal kita mau mencoba apa tidak.
Tabik
Mareeba, Senin 20 Januari 2020

Comments

Popular posts from this blog

Disiplin Diri

Gunung

Piala Dunia