Memigrasikan Indonesia

Mengindonesiakan Dunia!
Saya lagi2 takjub, hampir selalu ada orang India atau Pakistan di setiap kota yang saya singgahi selama saya merantau di Australia ini.
Ketakjuban saya adalah terhadap kepercayaan diri mereka menjelajahi dunia guna mengais rejeki. Tanpa mengesampingkan sejarah, saya tahu ada sebagian orang Jawa yang bisa kita temui jejaknya di negeri2 lain, seperti malaysia, Singapura, Afrika Selatan, Belanda, atau Suriname, namun bagi saya itu masih kalah dibandingkan kedua bangsa tadi.

Orang Jawa bertebaran di negara2 yang sudah saya sebut namanya karena dua hal. Sebagian memang karena mereka merantau, dan sebagian besar mereka meruoakan laki2, sementara sebagian lagi merupakan keturunan pekerja Jawa yang dibawa penjajah Belanda ke tanah koloni2 lain.

Lain halnya dengan orang India atau Pakistan (saya tak menyebut orang Cina karena terlalu umum) mereka pergi merantau bersama keluarganya, memang tidak semua, namun tetap saja angka mereka besar dan fakta inilah yang menjadikan mereka mampu menghiasi wajah demografi kota2 atau negara2 perantauan.

Apa yang menjadi alasan mereka pergi mengembara ke negeri2 asing tersebut? Salah satunya mungkin sama dengan alasan para TKI-TKW kita, yakni ekonomi. Bedanya, orang India/Pakistan lebih berani dan nekat untuk memutuskan hijrah sehijrah2nya ke berbagai negara dengan melepaskan semua yang merek miliki di kampung halaman.

Berimigrasi itu tidak mudah dan tidak murah, modal awal untuk membayar visa dan biaya hidup di bulan2 pertama di perantauan bisa menyedot kekayaan yang dimiliki dan itu konsekuensi yang mereka berani ambil.

Ini fakta, dan memang hasilnya pun setimpal. Seorang imigran asal India di Mareeba datang sebagai pekerja pabrik dan kini memiliki restoran piza. Di kota pantai Coffs Harbour, Wales Selatan Baru, sebagian besar pemilik kebun bluberi adalah keluarga India. Belum lagi cerita kawan saya, di Melbourne seorang imigran Afganistan yang pernah terkatung2 di Indonesia kini memiliki kedai penukaran uang.

Jadi kapan orang Indonesia berani mengambil jalan seperti ini, bermigrasi sepenuhnya ke negeri2 asing bertebaran di muka bumi mencari karuniaNya? Cita2 ini alot dicapai antara lain lantaran filosofi Jawa, suku bangsa terbesar yang DNAnya mengalir kuat di nadi bangsa Indonesia. Ujaran mangan ora mangan waton ngumpul, boleh jadi salah satunya. Diberkahi tanah subur tentram karta raharja membuat kita enggan beranjak, meski pada kenyataannya tanah Jawa sudah tidak setenteram dulu karena membludaknya penduduk dan modernisasi tanpa kendali di segala bidang.

Kesimpulan dari tulisan saya ini, adalah harapan saya pribadi agar masing2 dari kita orang Indonesia mulai berpikir ke arah sana. Cobalah renungkan salah ayat suci Alquran yang berbunyi kurang lebih bertebaranlah kalian di kuka bumi untuk mencari sebagian rejekiNya. Tidak hanya rejeki, pesan dari kalimat agung tersebut antara lain agar kita saling mengenal satu sama lain, dan dari situlah pengetahuan baru didapatkan.

Tabik

Comments

Popular posts from this blog

Disiplin Diri

Gunung

Piala Dunia