Kalau Mau Kurus, Jangan Jadi Wartawan

Dulu aku punya pikiran, kalau pekerjaan wartawan itu akan membuat seseorang menjadi gemuk, benarkah? hmm.. butuh penelitian lebih lanjut untuk menjawabnya. Sementara aku sendiri berpendapat demikian lantaran selain berdasarkan beberapa pengamatan juga dari pengalaman pribadi. Hah!?

hehe..

Sebelum membahas praktik dan teoriku lebih lanjut, ada baiknya aku jelaskan sedikit latar belakang ceritaku. Kira-kira tiga bulan sebelum resmi menjadi wartawan (sekitar Januari 2013), aku sempat jatuh sakit ditiban gejala tipes. Hasil timbangan berkata bobotku 58 kilo. Waktu berjalan, aku lalu bekerja sebagai reporter di Tribun Jateng sejak Maret 2013. Awalnya biasa saja, (cc yuni Shara), namun sejak dalam pikiran aku merasa pekerjaan sebagai wartawan akan lebih banyak di atas motor serta duduk menulis.

Aku juga mengamati kaka-kakak redakturku yang sebagian besar laki-laki berusia 30an, mereka berperut buncit, ha! Detik itu juga aku bertekad tidak akan seperti mereka. Sebisa mungkin aku membagi waktu antara liputan, berolahraga, dan berjalan kaki. Tapi praktik tak semudah teori..


Semarang, 29 April 2013. Bobotku sekitar 60 kilo saat itu :D

Nasib membawaku menjadi seorang reporter desk gaya hidup, dari sana aku mengenal dunia malam, narkoba dan seks bebas. Eh.. maksudnya aku kerap dicekoki makanan enak di sana-sini. ya undangan test food suatu hotellah, ya liputan kuliner blablablah. Singkatnya, aku menggemuk..

Lalu seorang teman memergoki pembuncitan pada perutku, disusul pergokan demi pergokan oleh kawan-kawan Tribun Jateng lainnya. Malu-malu aku timbang bobotku, 65  kilo.. hati mulai teriris.. pedih..

ketiga orang ini punya berat lebih darpiada aku, tapi mereka tampak bahagia.. salut :')

Nasibku berikutnya semakin tak karuan (hah!). Redaktur kini mengutusku sebagai duta Tribun Jateng di kabupaten Kendal, sekitar sejam naik motor arah Barat Semarang. Di sini bobotku semakin menjadi-jadi, entah kenapa di Kendal nafsu makanku menjadi-jadi, cemilan dan kudapan aku nikmati, baik yang ditraktir, dapat dari seminar, atau beli sendiri X_X

Bencana terjadi, apa yang aku takutkan melandaku, dan sejarah berulang, yakni ketika bobotku semasa kuliah balik lagi. Suatu ketika bobotku ku timbang, jarum timbangan menunjukkan angka 70 kilo!!
 
mencoba bahagia, walau teriris :')


Hari ini, Selasa 15 April 2014, aku bertekad menurunkan berat badan, tidak tanggung-tanggung 10 kilo! Kebetulan bulan depan Insyaalloh ana naik ke pelaminan, sebisa mungkin ana tamfil semfurna dihadapan fara tamu.

Sudut pandangku ini tentu terlepas dari efek-efek lain yang bakal menimpa wartawan yang konon sering telat makan. Misalnya sakit tipes, penyakitnya para kuli tinta. Tanpa berusaha menafikkan hal tersebut, yang aku usahakan hanya mengurangi berat badan, itu saja.. hehe..

Teori wartawan pasti gemuk masih berlaku buatku sampai saat ini, paling tidak pengalamanku sendiri bisa dijadikan rujukan. meski tidak dipungkiri juga banyak wartawan, yang bahkan redaktur, masih terlihat ramping.

Lalu, bagaimana denganmu?

*ditulis sambil mendengarkan You Better Work, Bitchnya Britney..

Comments

  1. Kurus dan tidak nya wartawan sepertinya terpengaruh dgn tingkat stres mas

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Disiplin Diri

Gunung

Piala Dunia