Pluviophile


Aku suka musim hujan. Air hujan menyegarkan pikiran dan menenangkan jiwa. Tidak ada yang sia-sia dari air hujan.

Dulu saat masih kecil aku sering sekali hujan-hujanan. Ibuku sering mengeluh bajuku sulit dicuci karena kain yang basah bercampur tanah memerlukan kerja ekstra. Dulu keluarga kami tidak pakai mesin cuci.

Tinggal di Gunungpati yang bertanah latosol harus siap dengan segala kerepotannya saat musim hujan tiba: Tanah jenis ini berwarna merah dan lengket, yang membuatmu kerepotan saat berjalan atau mengendarai roda dua setelah hujan; semut api (yang kecil tapi gigitannya masya Allah) harus bermigrasi ke permukaan karena di dalam terlalu lengket bagi para koloni; umput dan tanaman liar lain pun lekas tumbuh dan tinggi di musim basah; dan sebagainya.

Musim hujan meneduhkan dan membekukan. Sebagian orang melihat musim hujan dengan sedikit kekesalan. Pengusaha makanan malam akan lebih sering kesepian di musim ini, sebab orang-orang lebih memilih meringkuk menahan lapar sampai tertidur daripada harus keluar menembus dingin dan basah.

Tapi sebagian lain ada yang menganggap musim hujan sebagai sarana efektif untuk menemukan gagasan-gagasan baru. Udara segar akan membuat pikiran bekerja lebih tenang.

Aku banyak mengkhatamkan buku setelah pindah ke Gunungpati. Berbeda dengan kehidupan di pantura dulu. Berat sekali bahkan untuk menyelesaikan satu halaman.

Dilahirkan dan dibesarkan di Pemalang utara yang panas dan lembab, aku selalu berpikir kemarau di sana benar-benar sudah memberiku kesulitan.

Guru spiritual asal Surakarta, Anand Krishna, pernah berujar udara panas membuat orang Indonesia malas dan tidak kreatif. Orang Bandung dikenal maju dengan industri kreatifnya, bisa jadi udara sejuk di sana menjadi faktor utama munculnya kreativitas itu.

Pernah aku dengar Bapaknya Singapura, Lee Kuan Yew juga pernah berujar, tanpa udara sejuk dari pendingin ruangan, kemajuan Singapura akan baru sebatas apa yang dicapai Malaysia.

Singapura maju, meski pernah ada survey kalau penduduknya paling tidak bahagia sedunia. Udara sejuk biasanya membahagiakan, paling tidak bagiku.

2016 pindah ke Gunungpati dan sampai sekarang aku belum pernah menyesali keputusan ini. Banyak kawan bilang kenapa tidak tinggal di Semarang bawah saja. Aku jawab tidak mau. Aku menyukai perjalanan pulang dari kota ke Gunungpati, terutama di saat hujan baru saja reda. Ada banyak hal bagus terbayang di sepanjang jalan.

*Pluviophile adalah istilah dalam bahasa Inggris untuk seseorang yang menyukai hujan.

Comments

Popular posts from this blog

Disiplin Diri

Gunung

Piala Dunia