Melipir

Sudah waktunya kita, para pengendara sepeda motor agar lebih berbesar hati saat berkendara di jalanan. Kita sudah sepatutnya memberikan penghargaan kepada sesama pengguna jalan lainnya, dan mengesampingkan ego sendiri demi ketertiban. Salah satu hal yang bisa diterapkan untuk memulainya mungkin ketika kita hendak berbelok ke kanan, yakni mengusahakan agar kita melaju dengan membentuk leter L alih-alih melipir dengan menyeberang sebelum waktunya.

Siapapun dari kita tentu pernah mengalaminya, berbelok ke kanan meski gang atau jalan yang hendak kita masuki masih berberapa meter lagi. Alasan yang paling umum adalah karena mumpung jalanan sedang sepi sehingga kita memilih berbelok dulu dan kita masih bisa melipir melawan arus beberapa meter.

Namun kalau semua pengendara sepeda motor punya pikiran egoistis seperti ini, program pemerintah dan polisi untuk menyelenggarakan lalu lintas yang tertib hanya harapan kosong karena kita sebagai ujung tombak tidak menerapkan sepenuhnya butir-butir demilancarnya program ini.

Di Kota Semarang, kalangan tukang melipir ini tak terhitung jumlahnya, terutama di Kawasan Industri Wijayakusuma. Di jam-jam pergantian shift, ratusan kendaraan roda dua berbondong-bondong menuju barat dengan menggunakan badan jalan di sisi utara jalan. Mereka menolak memutar jalur dan mengambil jalur tidak resmi meski banyak konsekuensi mengintai. Meski sudah dilengkapi petugas lalin (ya resmi, ya dadakan), namun ke depan kesadaran untuk tertib lalin sudah waktunya mulai dibangun.

Kembali lagi ke leter L, kenapa model berbelok seperti ini diperlukan? Karena sepeda motor merupakan moda transportasi resmi yang dikengkapi surat-surat hingga asuransi. Maka dari itu berkendaralah secara aturan yang berlaku, toh kita dilindungi undang-undang. Berhenti saat akan berbelok ke kanan, menyalakan lampu sein beberapa meter sebelumnya, dan menunggu kendaraan dari jalur berlawanan lewat dan sepi adalah hal yang seharusnya mudah dilakukan. Namun mengapa kita enggan?

Comments

Popular posts from this blog

Disiplin Diri

Gunung

Piala Dunia