Satu di Antara Mimpi2 Saya: Mengembalikan Kebesaran Bahasa Jawa
Scripta manent verba volant Kegelisahan hati sejak lama membuncah setiap mendengar pitutur dari bahasa latin tersebut. Sebagai putera asli Jawa saya berangan2 bahasa ibu saya ini bisa lestari turun temurun ke anak, cucu, buyut, canggah, wareng, udhek2, gantung siwur, gropak senthe, debog boaok, galih asem dst. Semua orang tahu semakin ke sini penutur bahasa Jawa semakin terkikis jumlahnya. Perkembangan jaman dan majunya tekonologi membuat bahasa Jawa semakin ditinggalkan lantaran penuturnya lebih memilih kemindon dan keminggris. Meski sedikit terselamatkan dengan adanya kesadaran berbahasa Jawa dari segelintir kalangan muda dan tokoh2 semacam Sujiwo Tejo, bahasa Jawa selebihnya hanya dikenal sebagai bahasa verbal, bukan bahaaa tulisan. Saya jarang sekali mendapati adanya buku bacaan atau situs berita yang menggunakan bahasa Jawa. Padahal penutur bahasa ini masih besar dan suku Jawa pun menjadi suku terbesar di negeri ini. Pertanyaan saya, akan sampai kapan bahasa Jawa bertahan